Selasa, 01 November 2011

E-Money atau E-Banking

PENGERTIAN

Dalam salah satu laporan yang diterbitkan oleh Bank for Internatioanl Settlement (BIS) pada bulan Oktober 19962, e-money didefinisikan sebagai produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang (monetary value) disimpan secara elektronis dalam suatu peralatan elektronis yang dimiliki seseorang. ‘Nilai elektronis ini dapat diperoleh seseorang dengan menukarkan sejumlah uang tunai atau dengan pendebitan rekeningnya di bank untuk kemudian disimpan dalam peralatan elektronis miliknya. Dengan peralatan tersebut, pemiliknya dapat melakukan pembayaran atau menerima pembayaran, dimana nilainya akan berkurang pada saat digunakan untuk melakukan pembayaran atau bertambah jika menerima pembayaran atau pada saat pengisian kembali. E-money dimaksudkan untuk berbagai keperluan pembayaran (multi purpose), berbeda dengan kebanyakan single-prepaid card yang hanya dapat digunakan untuk keperluan tertentu seperti kartu telepon.
Dilihat dari media yang digunakan, secara umum ada dua tipe produk e-money yaitu :
a. Prepaid Card, sering disebut juga electronic purses, dengan karakteristik sebagai berikut ‘Nilaielektronis disimpan dalam suatu chip (integrated circuit) yang tertanam pada kartu.
Mekanisme pemindahan dana dilakukan dengan meng-insert kartu ke suatu alat tertentu (card reader).
b. Prepaid software, sering disebut juga digital cash, dengan karakteristik sebagai
berikut :
‘Nilai elektronis disimpan dalam suatu hard disk yang terdapat dalam
Personal Computer (PC).
Mekanisme pemindahan dana dilakukan melalui suatu jaringan komunikasi seperti Internet, pada saat melakukan pembayaran.
Secara umum, mekanisme penggunaan e-money yang berbasis kartu, dapat dilihat pada ilustrasi sebagai berikut :
Penjelasan :
(1) “A melakukan pembelian kartu e-money sejumlah nilai yang diinginkan dengan menginstruksikan bank untuk mendebit rekeningnya atas pembelian e-money tersebut.
(2) Atas dasar instruksi tersebut, bank kemudian mendebit rekening “A dan meng-kredit rekening penampungan dan bersamaan dengan itu memasukkan ‘electronic value’ kedalam kartu e-money untuk diserahkan kepada “A”.
(3) “A kemudian melakukan transaksi dengan “B dengan menggunakan kartu e- money miliknya. Atas transaksi tersebut, ‘electronic value akan berpindah dari kartu e-money milik “A ke kartu e-money milik “B melalui peralatan card reader. Dalam beberapa kasus, “B dimungkinkan untuk kemudian menggunakan ‘electronic value’ yang diperolehnya dari “A untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga “C”. Namun dalam kasus lain, e-money hanya dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dari pemegang e-money ke merchant, dimana merchant tersebut
kemudian hanya dapat menyetorkan ‘electronic value nya ke bank (lihat penjelasan pada angka IV.4).
(4) “B atau “C kemudian sewaktu-waktu dapat melakukan ‘penyetoran atas
‘electronic value yang ada di kartu e-money miliknya untuk untung rekeningnya di bank.
(5) Atas penyetoran tersebut bank kemudian melakukan verifikasi, kemudian mengkredit rekening “B atau “C dan mendebit rekening penampungan.

Pada ilustrasi di atas, semua pihak yang terlibat dalam transaksi (A, B dan C) adalah nasabah pada bank yang sama yang menerbitkan e-money. Dalam beberapa kasus penggunaan e-money bisa saja melibatkan beberapa pihak yang merupakan nasabah pada bank yang berbeda. Untuk kasus seperti ini tentunya diperlukan mekanisme kliring untuk penyelesaian transaksi antar bank.Penggunaan e-money diperkirakan akan memberikan keuntungan/kelebihan dibandingkan dengan menggunakan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya, antara lain : Penggunaan e-money lebih nyaman dibandingkan uang tunai, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil, seperti :
  1. Nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian.Kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi dapat dikurangi.
  2. Nasabah dapat melakukan isi ulang ‘electronic value kedalam kartu e-money dari rumah melalui saluran telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang tunai melalui ATM.
  3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e- money jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan maupun PIN.
BERBAGAI ASPEK DALAM PENGEMBANGAN E-MONEY
Pengembangan e-money di berbagai negara dilakukan dengan pola yang sangat bervariasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain :
1. Implementasi teknis
Dari aspek implementasi teknis, produk e-money dapat dibedakan atas :
a. Card-based product, dimana nilai elektronis disimpan dalam media IC (integrated circuit) yang tertanam dalam kartu.
b. Software-based product , dimana nilai elektronis disimpan dalam bentuk software yang terdapat pada personal computer (PC).
2. Jangkauan penggunaan
Dilihat dari jangkauan penggunaannya, e-money dapat dibedakan antara :
a. Sistem Tertutup
Pada sistem tertutup, jangkauan penggunaan e-money sangat terbatas dan hanya berlaku pada lokasi tertentu seperti kampus atau kota tertentu. Pada sistem ini penerbit dan pedagang adalah pihak yang sama.
b. Sistem Terbuka.
Pada sistem terbuka, jangkauan penggunaan lebih luas, dimana penerbit dan pedagang tidak harus merupakan pihak yang sama.
Mekanisme pemindahan dana
Mekanisme pemindahan dana pada e-money ada yang dapat dilakukan secara langsung antar pemegang e-money. Namun ada pula e-money yang hanya dapat digunakan untuk pembayaran ke merchant. Merchant tersebut selanjutnya sewaktu-waktu dapat mentransfer total nilai yang terekam dalam peralatannya untuk dikredit ke rekeningnya di bank.Selain itu, dalam hal mekanisme pemindahan dana, e-money dapat dibedakan atas :
a. Sistem off-line
Pada sistem off-line , informasi dibaca secara elektronis pada magnetic stripe atau micro chip. Dalam sistem off-line ini, pada umumnya, e-money mengandung semua informasi penting untuk mengidentifikasi kartu dan nilai (saldo). Dengan kata lain, pada sistem off-line tidak perlu melakukan hubungan terlebih dahulu dengan lembaga keuangan atau pusat data base untuk proses otorisasi transaksi.
b. Sistem on-line
Dilain pihak, sistem on-line menggunakan sandi pada kartu untuk mengidentifikasi nilai yang ada di dalam kartu ke dalam pusat data base. Nilai yang disimpan dipelihara dalam suatu pusat data base. Terminal penerima kartu dan pusat data base tersebut saling berhubungan. Apabila kartu dipakai untuk melakukan pembayaran atau penambahan sejumlah nilai, data base akan melakukan penyesuaian.

Pencatata
n data transaksi

Sehubunga
n dengan mekanisme pemindahan dana, pada umumnya data transaksi yang terjadi antara customer dan pedagang tercatat pada suatu pusat database, sehingga dapat dimonitor. Namun demikian ada yang hanya melakukan pencatatan data transaksi individual yang sangat terbatas atau tidak sama sekali. Jika suatu desain e-money dapat digunakan untuk melakukan transaksi secara langsung antar pemegang kartu (atau antar PC), maka data transaksi tersebut hanya tercatat pada kartu/PC pemilik e-money tersebut saja, sehingga hanya dapat dimonitor apabila pemilik e-money tersebut melakukan kontak dengan pusat pengelola data base (misalnya, pada saat pemilik e-money melakukan pengisian kembali sejumlah nilai pada peralatannya).

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN E- MONEY
Pengembangan e-money tergantung pada insentif yang akan diperoleh berbagai pihak yang terkait seperti penerbit, customer (pengguna) maupun merchant (pedagang).
1. Penerbit
Bagi penerbit potensi keuntungan yang dapat diperoleh dalam menerbitkan e- money antara lain :
a. Pendapatan atas fee yang dikenakan kepada customer dan pedagang;
b. Pendapatan atas investasi yang diperoleh dari outstanding dana yang terhimpun;
c. Efisiensi atas berkurangnya biaya pengelolaan kas, dalam hal penerbit e- money adalah bank.
2. Customer
Bagi customer, keinginan untuk menggunakan e-money dipengaruhi oleh beberapa hal seperti :
a. Besarnya fee yang harus dibayar dibanding dengan instrumen pembayaran
lainnya;
b. Privasi dan tingkat keamanan e-money;
c. Kemudahan pemakaiannya;
d. Luas tidaknya penerimaan oleh pedagang.
3. Merchant
Bagi merchant, keinginan untuk menerima pembayaran dalam bentuk e-money, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
a. Besarnya fee yang dikenakan oleh penerbit atau operator;
b. Biaya pengadaan peralatan;
c. Efisiensi atas berkurangnya biaya pengelolaan kas.

ISSUE-ISSUE DALAM PENGEMBANGAN E-MONEY

1. Kebijakan Moneter

Pengembangan e-money berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap permintaan monetary aggregat serta formulasi kebijakan moneter3. E-money dapat menyebabkan meningkatnya velocity of money yang secara temporer dapat mengurangi efektivitas penggunaan monetary aggregat, khususnya M1, bagi bank sentral yang menggunakannya sebagai target atau indikator ekonomi. Dampak e- money terhadap kebijakan moneter bank sentral dapat dilihat dari sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dari sisi permintaan, dampak e-money terhadap implementasi kebijakan moneter tergantung sejauh mana dampaknya terhadap reserve bank-bank di bank sentral. Jika penggunaan e-money merupakan substitusi terhadap simpanan masyarakat (tabungan/deposito) di bank, maka pengurangan yang cukup signifikan terhadap jumlah simpanan masyarakat tersebut pada akhirnya dapat mengurangi reserve bank-bank di bank sentral yang selama ini ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari kewajiban bank terhadap pihak ketiga. Pengurangan reserve yang cukup besar dapat mengganggu efektivitas bank sentral dalam mengendalikan tingkat suku bunga pasar uang.Dari sisi penawaran, dampak e-money tergantung sejauh mana e-money tersebut menggantikan peran uang tunai. Pada umumnya, uang tunai merupakan komponen liabilities terbesar dalam neraca bank sentral. Jika substitusi e-money terhadap uang tunai cukup besar maka neraca bank sentral juga akan jauh berkurang. Permasalahannya adalah sampai seberapa besar pengurangan tersebut mulai memberikan dampak yang berlawanan terhadap implementasi kebijakan moneter.

2. Pendapatan Seigniorage
Sehubungan dengan kewenangannya dalam pencetakan dan penerbitan uang kartal, bank sentral memperoleh pendapatan yang dikenal sebagai pendapatan seigniorage. Besarnya pendapatan ini sangat bervariasi di berbagai bank sentral. Penggunaan e-money yang cukup luas dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah uang yang harus dicetak oleh bank sentral yang berarti mengurangi pendapatan seigniorage-nya. Oleh karena itu, berkurangnya seigniorage akibat pemakaian e- money yang cukup luas merupakan salah satu perhatian bank sentral. Dalam hal ini apakah pengurangan yang cukup besar tersebut akan mengganggu biaya operasional bank sentral, sehingga bank sentral harus memikirkan sumber pendapatan lain untuk menutupi biaya operasionalnya.
3. Lembaga Penerbit

Kebijakan mengenai lembaga yang dapat menerbitkan e-money dapat dilihat dari pilihan apakah hanya bank, lembaga keuangan non-bank atau termasuk lembaga non-keuangan. Jika dua lembaga terakhir ini diikutsertakan maka dari sisi pengawasan akan lebih sulit, karena otoritas pengawasan bank sentral umumnya hanya pada bank.
Pengaturan mengenai lembaga penerbit ini umumnya merupakan ‘trade-off bagi setiap negara. Jika penerbit e-money hanya dibatasi pada bank, maka kerangka pengaturan yang ada saat ini hanya tinggal dikembangkan agar mencakup produk e-money, namun tingkat kompetisi dan inovasinya menjadi terbatas. Sebaliknya, jika lembaga penerbit e-money diperluas, maka akan terdapat tingkat kompetisi dan manfaat yang lebih besar, namun akan menimbulkan sejumlah permasalahan dalam pengaturan. Lebih jauh lagi, jika suatu lembaga penerbit tidak terkena peraturan sebagai mana yang dikenakan kepada bank, maka perlu dipertimbangkan apakah hal ini cukup baik mengingat risiko yang ada..Dan masih banyak lagi informasi tentang e-money yang akan di bahas di kelas nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar